|
Ditulis Oleh Rumah Cerdas Kreatif
|
|
Sunday, 14 March 2010 |
|
Hari Sabtu tanggal 13 Maret 2010 kemarin, kami bersama ananda Izan bergegas menuju kawasan Depok untuk mengunjungi kegiatan Bazar Buku yang digelar di Gedung Gramedia Depok JawaBarat.
Tiba dilokasi, langsung saja kami melakukan kegiatan pilah-pilih buku untuk melengkapi perpustakaan Rumah Cerdas Kreatif yang kami kelola. Lebih dari 70eksemplar buku akhirnya kami pilih untuk melengkapi koleksi perpustakaan kami.
.jpg)
Jangan membayangkan kami harus membayar buku-buku tersebut dengan harga jutaan rupiah, karena untuk 70 eksemplar buku yang kami pilih tersebut, kami hanya harus membayar dengan uang sejumlah 280 ribu rupiah saja. Ya ...pameran buku di Gedung Gramedia Depok tersebut memang menyediakan buku-buku dengan harga obral 3 dan 5 ribu rupiah. Untuk mendapatkan buku dengan harga obral tersebut, kami harus berjuang ekstra keras, karena banyak sekali pengunjung yang juga berburu buku murah tersebut.
.jpg)
Tiba dirumah, kami segerajejerkan buku-buku tersebut dirak buku perpustakaan Rumah Cerdas Kreatif. Syukur Alhamdulillah .... Koleksi buku kamibertambah sedikit demi sedikit ... kami berharap esok hari juga akan ada lagi Pameran Buku yang menyediakan buku-buku obral berharga murah ....
|
|
|
Cerpen Yg mengingatkan ... |
|
|
|
|
Ditulis Oleh Rumah Cerdas Kreatif
|
|
Saturday, 14 November 2009 |
|
Ketika membongkar buku-buku yang dibeli dari kegiatan Pameran Buku yang diadakan di Istora Senayan, mata tertumbuk pada satu buku yang seolah minta dibaca. Memang sudah menjadi kebiasan keluarga kami untuk melakukan aktivitas Belanja-Belanji Buku pada setiap kali ada kegiatan pameran buku.
Pada Pameran Buku terakhir di Istora Senayan pada pertengahan Oktober 2009 yang lalu, kami kebetulan memborong lebih dari 45 eksemplar buku untuk melengkapi koleksi perpustakaan rumah kami. Buku-buku yang baru saja kami beli tersebut belum sempat kami baca karena kesibukan rutinitas kerja dan padatnya acara keluarga besar kami.
Saat ada waktu luang untuk membaca buku baru koleksi kami, ada satu buku yang seperti berbicara minta dibaca. Ketika tangan merengkuh sang buku dan membaca pengarangnya, tertulis nama sang pengarang Akmal Nasery Basral. Nama yang sangat tidak asing bagi keluarga kami. Nama yang sosoknya sangat kami kenal. Beliau adalah tetangga rumah kami di Perumahan Grand Cibubur. Kami biasa memanggil sang pengarang tersebut dengan panggilan Om Akmal. Entahlah .... Seperti ada aturan tak tertulis, di perumahan kami tinggal, kami semua saling memanggil tetangga kami masing-masing dengan sapa'an Om.
Judul Bukunya "Ada seseorang di kepalaku yang bukan aku". Waktu itu buku ini terambil dan terseleksi oleh Dhany saat melakukan pilah-pilih buku. Judul bukunya cukup mempropokatif orang untuk membacanya.
|
|
Selengkapnya...
|
|
|
Menumbuhkan Minat Baca Sejak Usia Dini |
|
|
|
|
Ditulis Oleh Rumah Cerdas Kreatif
|
|
Friday, 25 September 2009 |
|
MENUMBUHKAN MINAT BACA SEJAK USIA DINI
oleh
Hari Karyono / Dosen Pascasarjana Universitas PGRI Adibuana Surabaya
Masalah minat baca sampai saat ini masih menjadi tema yang cukup aktual. Tema ini sering dijadikan topik pertemuan ilmiah dan diskusi oleh para pemerhati dan para pakar yang peduli terhadap perkembangan minat baca di Indonesia. Namun hasil dari pertemuan-pertemuan ilmiah tersebut belum memberikan suatu rekomendasi yang tepat bagi perkembangan yang signifikan terhadap minat baca masyarakat. Permasalahan yang dirasakan oleh bangsa Indonesia sampai saat ini adalah adanya data berdasarkan temuan penelitian dan pengamatan yang menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia relatif masih sangat rendah. Ada beberapa indikator yang menunjukkan masih rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Rendahnya budaya membaca ini juga dirasakan pada pelajar dan mahasiswa. Perpustakaan di sekolah/kampus yang ada jarang dimanfaatkan secara optimal oleh siswa/mahasiswa. Demikian pula perpustakaan umum yang ada di setiap kota/kabupaten yang tersebar di nusantara ini, pengunjungnya relatif tidak begitu banyak. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum mempunyai budaya membaca. Sehingga wajar apabila Indeks Sumber Daya Manusia bangsa Indonesia juga rendah.
Upaya menumbuhkan minat baca bukannya tidak dilakukan. Pemerintah melalui lembaga yang relevan telah mencanangkan program minat baca. Hanya saja yang dilakukan oleh pemerintah maupun institusi swasta untuk menumbuhkan minat baca belum optimal. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia dapat mengejar kemajuan yang telah dicapai oleh negara-negara tetangga, perlu menumbuhkan minat baca sejak dini. Sejak mereka mulai dapat membaca. Dengan menumbuhkan minat baca sejak anak-anak masih dini, diharapkan budaya membaca masyarakat Indonesia dapat ditingkatkan.
|
|
Selengkapnya...
|
|
|
Ditulis Oleh Rumah Cerdas Kreatif
|
|
Monday, 13 April 2009 |
|
Minggu tanggal 12 April 2009 kemarin, Kami bersama dengan Izan, anak kami, bersiap menuju Lokasi Hari Bebas Kendaraan Bermotor yang berlokasi di Jalan Letjend Soeprapto Jakarta Pusat. Hari Bebas Kendaraan Bermotor itu sendiri pada intinya adalah kegiatan yang melarang Kendaraan Pribadi memasuki Ruas jalan sejak dari Perempatan Cempaka Mas hingga Jembatan Galur sejak pukul 06.00 Wib - sampai dengan Pk. 14.00 Wib. Ruas jalan yang kosong tersebut boleh dimanfaatkan oleh warga untuk melakukan berbagai aktivitas. Diantaranya adalah aktivitas Olah Raga dan aktivitas lainnya.
|
|
Selengkapnya...
|
|
|
Ditulis Oleh Rumah Cerdas Kreatif
|
|
Sunday, 02 November 2008 |
|
Beberapa waktu lalu Departemen Pendidikan Nasional meresmikan keberadaan Buku Sekolah Elektronik yang dapat diperoleh masyarakat secara gratis di situs resmi diknas www.bse.depdiknas.go.id.
Keberadaan Buku Sekolah Elektronik dimaksudkan untuk dapat memperluas kesempatan bagi anak didik untuk mendapatkan Buku sekolah yang berkualitas dengan harga murah. Pada awal peresmiannya, banyak sekali komentar negatif dari kalangan masyarakat bahwa keberadaan BSE tidak tepat, mengingat masih terbatasnya infrastruktur yang ada di sekolah untuk melakukan download semua buku sekolah yang ada. Namun pemerintah melalui Departement Pendidikan Nasional kembali menegaskan bahwa keberadaan BSE bukan diperuntukkan bagi siswa, tetapi diperuntukkan bagi kalangan yang memiliki kepedulian akan akses buku murah bagi masyarakat. Melalui BSE, para penerbit yang akan menerbitkan BSE akan terhindarkan dari kewajiban membayar royalti kepada pengarang buku, karena semua hak cipta buku tersebut sudah dibeli oleh pemerintah.
|
|
Selengkapnya...
|
|
|
|