Pagi, pukul 07.30 Wib kami sekeluarga dengan menggunakan kendaraan kijang, meluncur ke lokasi kegiatan, yaitu Musium Bank Indonesia yang berlokasi tepat di depan stasiun Jakarta Kota. Lalu lintas hari Minggu yang lancar, mengantarkan kami tiba di lokasi kegiatan pada pukul 08.00 Wib. Tiba di lokasi kegiatan, nampak sudah tiba di 2 unit Bus Blue Bird yang penuh dengan anak-anak beserta para pendampingnya. Di depan pintu masuk musium, juga terlihat 2 wanita yang rupanya juga menjadi relawan dalam kegiatan kunjungan musium ini.
Tak lama menunggu, Mas Nandha yang menjadi koordinator kegiatan datang di lokasi, dan langsung memberikan arahan singkat kepada kami selaku relawan, dan memberikan gambaran teknis kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini. Secara teknis, kegiatan kunjungan musium ini akan mengunjungi 3 musium yang ada di sekitar wilayah Kota Tua, yaitu Musium Bank Indonesia, Musium Bank Mandiri, dan Musium Fatahillah. Ketika semuanya dirasa siap, kegiatan kunjungan akhirnya dimulai.
Peserta kegiatan pada trip pertama hari ini, berasal dari Kelompok Al-Kautsar dan Kelompok Beranda. Setiap kelompok terdiri dari sekitar 65 anak dengan 4 hingga 5 orang pendamping. Jadi tantangan tersendiri bagi relawan mengatur lebih dari 120 orang anak untuk mengikuti kegiatan kunjungan. Anak-anak dibariskan dan secara teratur masuk ke lokasi kunjungan pertama, yaitu Musium Bank Indonesia.
Memasuki ruang pertama di musium BI, para peserta disambut oleh guide musium yang memberikan ucapan selamat datang dan menyampaikan beberapa informasi yang berkaitan dengan tata tertib selama kegiatan kunjungan.
Usai Sang Pemandu menyampaikan ucapan selamat datang, para peserta di bawa ke satu ruangan yang didepannya terpampang Poster Dinding Besar yang menceritakan riwayat berdirinya Musim Bank Indonesia sejak awal hingga hari ini. Semua anak nampak menyimak dengan baik semua yang disampaiakn oleh sang pemandu.
Kunjungan kemudian bergeser ke tempat berikutnya, yaitu Ruang Animasi Bayangan, dimana anak-anak peserta kegiatan dapat bermain Game Animasi Bayangan yang cukup menyenangkan. Permainan Bayangan ini dilakukan dengan cara membentuk bayangan dengan menggunakan tangan hingga koin yang jatuh terkurung.
Usai bermain Game Animasi Bayangan, para peserta kemudian diajak masuk ke ruangan studio untuk menyaksikan Film Animasi yang menceritakan beberapa aktifitas yang berkaitan dengan uang dan bank. Teknik penyampaian informasi melalui Film Animasi, dirasakan cukup mengena dengan peserta yang sebagian besar adalah anak-anak. Semua anak yang mememuhi ruangan studio, nampak antusias menyimak Film Animasi yang ditayangkan.
Tayangan akhirnya usai, dan para peserta kunjungan kemudian bergeser ke ruangan selanjutnya, yaitu ruangan numismatik atau ruangan Koleksi Mata Uang. Sebelum memasuki ruangan, kami semua berkumpul di depan pintu masuk ruangan yang ternyata adalah bekas ruangan penyimpanan uang yang pintunya terbuat dari Baja setebal 65 centimeter dengan berat lebih dariu 200 ton. Dihadapan peserta yang duduk bersila di lantai, pemandu musium memberikan penjelasan tentang asal muasal uang dan perkembangan uang di Indonesia.
Dijelaskan bahwa uang yang pertama kali ada di Indonesia adalah uang Masha yang dipergunakan pada masa kerajaan majapahit. Juga dijelaskan tentang keberadaan uang kasha yang ditemukan di daerah banten. Satu lagi hal menarik, bahwa lokasi yang dijadikan tempat duduk sang pemandu, ternyata adalah replika raksasa dari uang kasha yang dahulu berlaku di kerajaan Banten.
Usai mendapatkan penjelasan, peserta kemudian masuk ke dalam ruangan Numismatik dan nampak asyik mengamati berbagai koleksi mata uang logam kuno dan mata uang kertas yang berlaku pada jaman penjajahan dan pada masa awal kemerdekaan dahulu.
Puas menikmati koleksi mata uang, para peserta akhirnya menyudahi kunjungan di Musium Bank Indonesia dengan membawa informasi yang berkaitan dengan uang dan bank. Semua peserta nampak menikmati kunjungan ini.
Acara kemudian berlanjut dengan mengunjungi Musium Bank Mandiri yang lokasinya persis berada di samping Musium Bank Indonesia. Berjalan beriring, para peserta menuju ke lokasi Musium Bank Mandiri dan disambut oleh 2 orang penjaga yang berseragam tentara Batavia tempo dulu lengkap dengan senapan laras panjangnya. Masuk ke dalam ruangan, nampak suasana Front Line Bank Tempo Dulu. Pada bagian dalamnya, terlihat beragam peralatan Bank Tempo Dulu yang digunakan dalam kegiatan operasional bank. Beberapa peralatan yang terpajang antara lain adalah Mesin hitung Kuno dan Mesin Ketik Kuno. Juga ada koleksi Buku Besar Keuangan yang ukurannya benar-benar besar. Melihat ragam koleksi yang ada, semua peserta nampak takjub.
Pemandu musium Bank Mandiri kemudian membawa kami ke ruangan bawah tanah, melihat beragam brankas dari yang berukuran kecil, hingga yang berukuran besar. Peseta juga dibawa ke ruangan numismatik yang berisi beragam koleksi mata uang kuno dan beragam mata uang yang pernah beredar di Indonesia. Usai melihat beragam koleksi uang, pemandu membawa pada peserta menjelajahi ruangan yang ada di Gedung Musium yang luas keseluruhannya mencapai lebih dari 22.000 meter persegi.
Para peserta diajak melihat ruangan yang dahulu digunakan sebagai ruang kerja Direktur, Ruang Ganti Direktur, kamar Mandi tempo dulu, Ruang Rapat Dewan Direktur dan Ruang Makan lengkap dengan perlengkapan makan mewahnya.
Cukup melelahkan melakukan perjalanan berkeliling musium Bank Mandiri. Usai berkeliling, peserta kemudian disambut dengan suara saxopon yang dimainkan oleh prajurit tempo dulu. Musik Saxopon tersebut mengiringi para peserta kunjungan Musium Bank Mandiri meninggalkan Gedung Musium Bank Mandiri dan melanjutkan kunjungan ke lokasi berikutnya, yaitu Musium Fatahillan atau Musium Jakarta.
Perjalanan menuju ke Musium Fatahillah hanya membutuhkan waktu lima menit berjalan kaki melewati kawasan Kota Tua. Pada hari ini, suasana di pelataran Musium Fatahillah cukup meriah, karena sedang berlangsung kegiatan pesta budaya. Setiba di lokasi musium, para peserta dibagi menjadi 2 kelompok dan masing-masing dipandu oleh seorang pemandu.
Perjalanan kunjungan di Musium Fatahillah, dimulai dengan cerita tentang cikal-bakal berdirinya kota Jakarta dan pemaparan tentang ditemukannya beragam peralatan yang digunakan oleh orang-orang zaman prasejarah. Sambil berjalan menjelajah musium, pemandu memberikan penjelasan singkat tentang berbagai koleksi Batu prasasti yang ada di Musium Fatahillah.
Pemandu musium juga memberikan penjelasan tentang tokoh-tokoh Belanda yang lukisannya terpajang di dinsing musium. Juga dijelaskan beragam koleksi furniture yang ukurannya sangat besar dan terbuat dari kayu Jati yang terkenal dengan kekuatannya.
 .JPG)
Beranjak ke lantai 2 Musium Fatahillah, pemandu membawa peserta ke Balkon Gedung Musium yang dahulu merupakan Balai Kota Batavia. Pemandu memberikan penjelasan, bahwa Balkon tersebut pada Zaman Belanda dahulu, dijadikan sebagai tempat pengadilan rakyat bagi para kriminil yang ditangkap oleh petugas kepolisian Belanda.
Cerita ngeri juga disampaikan, bahwa dari atas Balkon ini sering diputuskan hukuman yang berupa Hukuman Pancung dan Hukuman Rendam Air di Penjara Air Bawah Tanah yang lokasinya berada di bagian bawah musium. Pangeran Diponegoro pada masa peperangan dahulu, juga pernah dihukum di penjara air bawah tanah tersebut. Sang pemandu juga menunjukkan Pedang yang pernah digunakan untuk mengeksekusi tahanan yang dijatuhi hukuman pancung.
Akhirnya kunjungan ke musium Fatahillah yang merupakan musium ketiga yang dikunjungi oleh para peserta berakhir. Semua peserta berbaris dan berjalan kembali menuju ke lokasi Bis yang membawa mereka pagi tadi. Kelelahan terpancar di wajah anak-anak peserta kegiatan. Namun kelelahan tersebut seolah terbayar dengan pengalaman dan sensasi melintasi ruang waktu ke masa tempo dulu. Kelelahan tersebut juga terbayar dengan didapatkannya ragam informasi dan pengetahuan yang dapat memperkaya kasanah dan wawasan para peserta.
Akhirnya, melalui pembimbing mereka masing-masing, para anak peserta kegiatan kunjungan Musium yang digagas oleh Komunitas Lebah dengan dukungan penuh dari Bank Indonesia ini, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mewujudkan kegiatan yang rekreatif dan edukatif ini. Para peserta berharap, kegiatan ini dapat terus dilakukan dengan lokasi musium yang berbeda. Tepat pukul 13.00 Wib, para peserta yang merupakan peserta trip pertama di Hari Minggu tanggal 9 November 2008 ini, meninggalkan lokasi musium dengan membawa berjuta kenangan dan pengetahuan.