Newsflash
Beranda Rumah Cerdas Kreatif
Login Form
| Uang Saku Bulanan |
|
|
|
| Ditulis Oleh Rumah Cerdas Kreatif | |||||||
| Friday, 06 March 2009 | |||||||
|
Sudah hampir 3 bulan belakangan ini kami menerapkan Uang Saku Bulanan untuk anak-anak kami Dhany dan Izan. Konsep Uang Saku Bulanan yang kami terapkan ke anak-anak kami didasarkan kepada kenyataan selama ini bahwa Dhany dan Izan sulit sekali dikontrol kegemaran jajannya. Setiap kali ada penjual yang lewat di rumah kami, atau saat menemani kami berbelanja di Supermarket, Dhany dan Izan hampir dipastikan merengek minta uang jajan. Sebelumnya, anak kami diberikan uang saku sekolah sebesar 5 rb rupiah per hari. Harapan kami masih ada sisa uang jajan yang dapat dibelikan jajan lagi ketika pulang sekolah nanti. Tapi sisa uang jajan dari sekolah tersebut hampir tidak pernah tersisa. Setiap kali ingin jajan dirumah, selalu meminta tambahan uang jajan lagi. Terlebih ketika kami ajak ke supermarket, maka Dhany dan Izan langsung tak terkendali mengambil beragam snack dan softdrink kesukaan mereka tanpa bisa dilarang dan dicegah. Terkadang mereka juag mengirimkan SMS dari telephone Rumah kami yang isinya adalah pesan agar dibelikan snack dan Softdrink dengan alasan untuk bekal sekolah besok. Setelah dihitung-hitung, ternyata jajan anak kami per bulan jumlahnya cukup besar. Akhirnya kami putuskan untuk memberikan Uang Saku Bulanan kepada anak kami Dhany dan Izan. Pada awalnya Dhany dan Izan menolak ketika akan diberikan sistem Uang Bulanan dengan konsekuensi setiap ingin membeli jajan tidak boleh lagi meminta uang dari ayah dan ibu mereka. Dhany dan Izan juga menolak keras ketika kami sampaikanbahwa uang saku bulanan mereka adalah juga termasuk untuk membayar jika mereka ingin makan di Restoran Cepat Saji atau bermain game di Pusat Permaianan Keluarga. Tapi akhirnya, Dhany dan Izan menyerah dan bersedia diberikan uang saku bulanan. Dimana Izan diberikan uang saku sebesar Rp. 130.000/bulan dan Dhany diberikan uang saku sebesar Rp. 155.000/bulan. Perbedaan ini lebih didasari oleh jam sekolah Dhany yang lebih panjang dibandingkan dengan jam sekolah Izan. Setelah tiga bulan berjalan, ternyata sistem uang saku bulanan relatif lebih efektif mengendalikan jajan anak-anak kami. Setiap kali mereka hendak jajan, selalu saja diurungkan, karena berarti akan menghapus kesempatan mereka untuk membeli mainan yang ingin sekali mereka miliki atau menghapus kesempatan mereka untuk bermain di Game Center pada setiap akhir pekan. Konsep Uang Saku Bulanan juga akhirnya menumbuhkan iklim kompetisi di kedua anak kami untuk berlomba menyisakan uang terbanyak di akhir bulan. Artinya Dhany dan Izan berlomba memiliki tabungan terbanyak. Selanjutnya, karena Dhany dan Izan selalu mengistilahkan Uang Saku Bulanan adalah sebagai Gaji Bulanan mereka, maka mereka terkadang serasa pegawai yang sudah memiliki gaji bulanan dan atas uang yang mereka miliki mereka dapat membeli apa yang mereka suka dan inginkan. Salah satu hal yang membuat kami terharu adalah, saat ini mereka berdua tengah mempersiapkan acara Wedding Aniversary Ayah dan Bunda mereka dengan melakukan rencana pembelian Kue dan Hadiah dengan menggunakan Uang Saku bulanan mereka. Dhany dan Izan bilang "surprise untuk Ayah sama Ibu " Ah .... akhirnya bisa juga kami mengendalikan jajan anak-anak kami. ....
Powered by !JoomlaComment 3.20
3.20 Copyright (C) 2007 Alain Georgette / Copyright (C) 2006 Frantisek Hliva. All rights reserved." |
|||||||
| < Sebelumnya | Berikutnya > |
|---|


