Newsflash
Beranda Rumah Cerdas Kreatif
Login Form
| Kunjungan ke Kraton Jogjakarta |
|
|
|
| Ditulis Oleh Rumah Cerdas Kreatif | |||||||
| Monday, 09 November 2009 | |||||||
|
Usai mengantarkan OrangTua dari Bunda Dhanizandra ke Wisma Haji di Boyolali, kami berkesempatan mengunjungi Kota Jogjakarta dan menghabiskan malam di Kota Gudeg tersebut. Esok paginya, dengan menggunakan becak, kami berkesempatan melakukan kunjungan ke Keraton Jogjakarta.
Mengutip dari Wikipedia, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta dikenal secara umum oleh masyarakat sebagai bangunan istana salah satu kerajaan nusantara. Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan Yogyakarta sampai tahun 1950 ketika pemerintah Negara Bagian Republik Indonesia menjadikan Kesultanan Yogyakarta (bersama-sama Kadipaten Paku Alaman) sebagai sebuah daerah berotonomi khusus setingkat provinsi dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.
Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti di tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta.
Tata Ruang dan Arsitektur
Arsitek istana ini adalah Sultan Hamengku Buwono I sendiri, yang merupakan pendiri dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Keahliannya dalam bidang arsitektur dihargai oleh ilmuwan berkebangsaan Belanda - Dr. Pigeund dan Dr. Adam yang menganggapnya sebagai "arsitek dari saudara Pakubuwono II Surakarta"[5]. Bangunan pokok dan desain dasar tata ruang dari keraton berikut desain dasar landscape kota tua Yogyakarta diselesaikan antara tahun 1755-1756. Bangunan lain di tambahkan kemudian oleh para Sultan Yogyakarta berikutnya. Bentuk istana yang tampak sekarang ini sebagian besar merupakan hasil pemugaran dan restorasi yang dilakukan oleh Sultan Hamengku Buwono VIII (bertahta 1921-1939).
Tata Ruang
Koridor di Kedhaton dengan latar belakang Gedhong Jene dan Gedhong Purworetno Dahulu bagian utama istana, dari utara keselatan, dimulai dari Gapura Gladhag di utara sampai di Plengkung Nirboyo di selatan. Bagian-bagian utama keraton Yogyakarta dari utara ke selatan adalah: Gapura Gladag-Pangurakan; Kompleks Alun-alun Ler (Lapangan Utara) dan Mesjid Gedhe (Masjid Raya Kerajaan); Kompleks Pagelaran, Kompleks Siti Hinggil Ler, Kompleks Kamandhungan Ler; Kompleks Sri Manganti; Kompleks Kedhaton; Kompleks Kamagangan; Kompleks Kamandhungan Kidul; Kompleks Siti Hinggil Kidul (sekarang disebut Sasana Hinggil); serta Alun-alun Kidul (Lapangan Selatan) dan Plengkung Nirbaya yang biasa disebut Plengkung Gadhing.
Bagian-bagian sebelah utara Kedhaton dengan sebelah selatannya boleh dikatakan simetris. Sebagian besar bagunan di utara Kompleks Kedhaton menghadap arah utara dan di sebelah selatan Kompleks Kedhaton menghadap ke selatan. Di daerah Kedhaton sendiri bangunan kebanyakan menghadap timur atau barat. Namun demikian ada bangunan yang menghadap ke arah yang lain.
Selain bagian-bagian utama yang berporos utara-selatan keraton juga memiliki bagian yang lain. Bagian tersebut antara lain adalah Kompleks Pracimosono, Kompleks Roto Wijayan, Kompleks Keraton Kilen, Kompleks Taman Sari, dan Kompleks Istana Putra Mahkota (mula-mula Sawojajar kemudian di nDalem Mangkubumen). Di sekeliling Keraton dan di dalamnya terdapat sistem pertahanan yang terdiri dari tembok/dinding Cepuri dan Baluwerti. Di luar dinding tersebut ada beberapa bangunan yang terkait dengan keraton antara lain Tugu Pal Putih, Gedhong Krapyak, nDalem Kepatihan (Istana Perdana Menteri), dan Pasar Beringharjo.
Arsitektur Umum
Secara umum tiap kompleks utama terdiri dari halaman yang ditutupi dengan pasir dari pantai selatan, bangunan utama serta pendamping, dan kadang ditanami pohon tertentu. Kompleks satu dengan yang lain dipisahkan oleh tembok yang cukup tinggi dan dihubungkan dengan Regol yang biasanya bergaya Semar Tinandu . Daun pintu terbuat dari kayu jati yang tebal. Di belakang atau di muka setiap gerbang biasanya terdapat dinding penyekat yang disebut Renteng atau Baturono. Pada regol tertentu penyekat ini terdapat ornamen yang khas.
Bangunan-bangunan Keraton Yogyakarta lebih terlihat bergaya arsitektur Jawa tradisional. Di beberapa bagian tertentu terlihat sentuhan dari budaya asing seperti Portugis, Belanda, bahkan Cina. Bangunan di tiap kompleks biasanya berbentuk/berkonstruksi Joglo atau derivasi/turunan konstruksinya. Joglo terbuka tanpa dinding disebut dengan Bangsal sedangkan joglo tertutup dinding dinamakan Gedhong (gedung). Selain itu ada bangunan yang berupa kanopi beratap bambu dan bertiang bambu yang disebut Tratag. Pada perkembangannya bangunan ini beratap seng dan bertiang besi.
Permukaan atap joglo berupa trapesium. Bahannya terbuat dari sirap, genting tanah, maupun seng dan biasanya berwarna merah atau kelabu. Atap tersebut ditopang oleh tiang utama yang di sebut dengan Soko Guru yang berada di tengah bangunan, serta tiang-tiang lainnya. Tiang-tiang bangunan biasanya berwarna hijau gelap atau hitam dengan ornamen berwarna kuning, hijau muda, merah, dan emas maupun yang lain. Untuk bagian bangunan lainnya yang terbuat dari kayu memiliki warna senada dengan warna pada tiang. Pada bangunan tertentu (misal Manguntur Tangkil) memiliki ornamen Putri Mirong, stilasi dari kaligrafi Allah, Muhammad, dan Alif Lam Mim Ra, di tengah tiangnya. Untuk batu alas tiang, Ompak, berwarna hitam dipadu dengan ornamen berwarna emas. Warna putih mendominasi dinding bangunan maupun dinding pemisah kompleks. Lantai biasanya terbuat dari batu pualam putih atau dari ubin bermotif. Lantai dibuat lebih tinggi dari halaman berpasir. Pada bangunan tertentu memiliki lantai utama yang lebih tinggi. Pada bangunan tertentu dilengkapi dengan batu persegi yang disebut Selo Gilang tempat menempatkan singgasana Sultan.
Tiap-tiap bangunan memiliki kelas tergantung pada fungsinya termasuk kedekatannya dengan jabatan penggunanya. Kelas utama misalnya, bangunan yang dipergunakan oleh Sultan dalam kapasitas jabatannya, memiliki detail ornamen yang lebih rumit dan indah dibandingkan dengan kelas dibawahnya. Semakin rendah kelas bangunan maka ornamen semakin sederhana bahkan tidak memiliki ornamen sama sekali. Selain ornamen, kelas bangunan juga dapat dilihat dari bahan serta bentuk bagian atau keseluruhan dari bangunan itu sendiri.
Powered by !JoomlaComment 3.20
3.20 Copyright (C) 2007 Alain Georgette / Copyright (C) 2006 Frantisek Hliva. All rights reserved." |
|||||||
| < Sebelumnya | Berikutnya > |
|---|
Daftar Posting
- Belajar Kelompok
- Ceria Bermain Angka
- Berburu Buku Murah
- Radio Lebih Setia dan Sehat
- Kambing
- Sate Blora
- Merakit Mobil dan Pesawat
- Wahana Kebaikan Alam - Aqua
- Dari Juanda ke Soekarno Hatta
- Terbang Perdana
- Sejarah Kota Surabaya
- Berkunjung Ke Surabaya Zoo
- Berkunjung ke Monumen Kapal Selam
- Makam Bupati Blora
- Acara Haul Ds.Ngampel Blora
- Jenang Kudus
- Kado Ultah untuk Bunda
- Nonton Sang Pemimpi
- Sejarah Berdirinya Majapahit
- Ultah Izan
- Patih Gajah Mada
- Menjelajah Dunia Semut
- Perbedaan antara pintar, cerdas, kreatif dan inovatif
- Praktek Membuat Alat Peraga
- Koin untuk Prita
- Area Bermain dan Belajar Rumah Cerdas Kreatif
- Bermain Peran sebagai Penyiar Radio
- 5 Fakta Tentang Kesuksesan
- Hari Anti Korupsi Se-Dunia
- Selamat Datang
- Sepatu Hadiah
- Bakar Sate Kambing
- Vidaylin Minibear Gummie
- Syukuran Izan
- Nonton 2012
- Tanda Pangkat Polisi
- Mushola Impian
- Nyekar
- Getuk Goreng
- Kebun Mangga
- Konsistensi yg Terjaga
- Nuansa Desa Jatilawang
- Lesehan Kota Demak
- Ritual Jelang Keberangkatan Haji
- Gudeg Jogja
- Berkeliling dengan Becak
- Cerpen Yg mengingatkan ...
- Kegiatan Sedekah Bumi
- Singgah di Malioboro Jogja
- Kunjungan ke Kraton Jogjakarta
- Berkunjung ke Taman Sari Jogja
- Wisata Borobudur - Mendut
- Hari Osteoporosis Nasional
- Susunan Menteri & Pejabat Negara 2009-2014
- Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia
- Kode Rambu Touring
- Royalti & Hak Cipta Musik di Radio Internet
- Sang Dwi Warna
- Otak dan kecerdasan
- Batik sebagai Warisan Dunia
- Plus Minus Media Radio
- 1000 Hadist Nabi Muhammad SAW - lanjutan
- Senam Pernafasan
- 1000 Hadist Nabi Muhammad SAW
- Teknik Budidaya Jamur
- 100 Keluarga Berpengaruh di Dunia
- Menumbuhkan Minat Baca Sejak Usia Dini
- Yayasan Rumah Cerdas Kreatif
- Libur Lebaran di Pantai Ancol
- Tips Liburan Lebaran di Pantai Ancol
- Ceria Lebaran 1430 H
- Suka Cita Malam Takbiran
- Aku Malu pada Tuhanku
- 100 Keajaiban Alam Dunia
- Pilih Jualan Bakso atau Ikut MLM ?
- Nuansa Ramadhan di Grandci
- Pemanfaatan Radio Komunitas
- Guru Pos PAUD Butuh Sertifikasi
- Ibu Guruku Tukang Timbang Bayi
- Optimalisasi Kader Posyandu Untuk Pengembangan PAUD
- Bikin Radio Sekolah cuma 10ribu perak
- Bikin Radio Sekolah Yuk !
- Cerita Radio Komunitas
- Ultah Pertama
- Ceria Lomba Anak 17-an
- Bulan Kemerdekaan
- Pengalaman Naik Angkot
- Bersepeda Ria
- Indonesia International Motor Show 2009
- Ultah Andra
- Back To School
- Aktivitas Memasak
- Liburan di Wiladatika dan Telaga Arwana
- Suasana Pilpres di Cikeas
- Berkunjung ke At-Ta'awun
- Kunjungan Taman Prasasti
- Pemilu Damai versi Anak-anak
- Bikaholic
- Broadband Learning Centre
- Kode Plat Mobil Pajabat Negara
- Hukuman untuk Dhany !!
- Nonton Bioskop
- Bersepeda dan Dukung No Tobacco Day
- Senyum Ceria - Jamur Tiram
- Sepeda Untuk Kebersamaan
- Tidak Harus Nilai 100
- Keceriaan Pasar Malam
- Bantuan DikNas untuk TBM
- Jangan Ada Lagi Kerusuhan Mei' 98
- Pendidikan Untuk Semua
- Cara Daftar di Facebook
- Manusia Asset Tertinggi di Perusahaan
- Semangat Pagi
- Ounce beda dengan Ons
- Shooting dengan Handycam
- Iklan Yg Mengingatkan
- Berkunjung ke Puspitek TMII
- Ancol Fun Bike
- Terkejut-kejut di Facebook
- Perpustakaan Jalanan
- Wisata di Fantasy Island
- Ikutan Nyontreng
- Kiat Hidup Charles Saerang
- Facebook Mania
- Kirim Sumbangan Situ Gintung
- Anak Terlambat Bicara
- Tebakan Nomor Urut Partai
- Hobby Numismatik
- Alat Peraga Studio Siaran
- Wisata ke Taman Mekar Sari
- Ikutan Gerakan Earth Hour
- Biarkan Kamar Anak Berantakan
- Wahana Outbond di Cibubur
- Kejutan Anniversary
- Kejutan Ulang Tahun
- Anak-Anak Karbitan
- Kreasi Layang-layang
- Lomba Hotwheel
- Bermain di Game Centre
- Panen Jamur
- Uang Saku Bulanan
- Benih itu Tumbuh
- Sinetron Cinta Fitri Menyelamatkan nyawa Bapak kami ..
- Bermain Go-Kart
- Kreasi Coklat Valentine
- Family Gathering Abbott
- Jamur Untuk Pemberdayaan Masyarakat
- Kado Ultah Bunda
- Bermain Angklung
- Bermain Percobaan Kimia
- Hari Besar Nasional
- Foto Bareng Artis
- Alat Peraga Edukatif
- Kartu Ucapan Hari Ibu
- Software EDukatif Gcompris
- Alat Bantu Ajar Guru Cikeas
- Mencontek Itu Baik
- Jangan Paksa Minat Anak
- Ikut Lomba Paper Craft
- Menanam Benih
- Reportase Kunjungan Musium
- Bermain Robot Line Follower
- Perubahan Nama Radio Online
- Buku Sekolah Elektronik
- Aktivasi Modul Audio
- Pengenalan Benda Penghantar
- Bermain Jadi Penyiar
- Studio Siaran Rumah Cerdas Kreatif
- Software Edukasi Anak
- Membuat Radio Internet
- Outbond on Liburan Lebaran
- Beres-Beres Buku
- Komputer untuk Keluarga
- Virtual Drive untuk Optimalisasi Komputer Anak
- Rumah Cerdas Kreatif - Impian Kami
- Tentang Kami



.jpg)