Newsflash
Beranda Rumah Cerdas Kreatif
Login Form
| Jangan Ada Lagi Kerusuhan Mei' 98 |
|
|
|
| Ditulis Oleh Rumah Cerdas Kreatif | |||||||
| Tuesday, 12 May 2009 | |||||||
|
Setiap kali memasuki Bulan Mei, ingatanku selalu melayang ke kejadian kerusuhan 13-14 Mei 1998 yang kemudian menjadi Gerbang ke era Reformasi sekarang ini. Ketika kerusuhan hari pertama terjadi, aku sedang bertugas sebagai Asisten Manager di salah satu Gerai perusahaanku di Kalibata Mall. Siang hari pukul 14.00 Wib, setelah memberikan Laporan situasi dan kondisi di wilayah Kalibata serta atas himbauan dari pihak pengelola gedung, aku mendapatkan persetujuan untuk melakukan penutupan gerai dan segera melakukan evakuasi terhadap seluruh karyawan yang ada untuk segera meninggalkan gerai dan kembali ke rumah masing-masing.
Ketika semua karyawan sudah aku pulangkan, aku segera memutuskan untuk pulang ke rumah mengendarai motor Yamaha milikku. Meluncur dari Kalibata Mall menuju area Cawang kompor, laju kendaraanku terhenti ketika ada keramaian dan kerumunan massa di depan SPBU yang ada di dekat Kantor Harian Suara Pembaruan. Aku berbalik arah menghindari keramaian dan kerumunan massa tersebut dan memutuskan mengambil arah pulang melalui cililitan. Lagi-lagi ketika mencapai pertigaan condet, aku harus putar arah kembali karena kondisi di wilayah cililitan juga mencekam karena banyaknya keramaian dan kerumunan massa. Aku terpaksa berbalik arah dan kembali memutuskan untuk kembali ke arah Mall Kalibata. Motor akhirnya aku titipkan di salah satu anak buahku yang tinggal tidak jauh dari Mall Kalibata. Aku memutuskan untuk menggunakan kendaraan umum untuk kembali ke rumahku di bilangan cempaka putih Jakarta pusat. Aku berjalan kaki dari Kalibata menuju terminal cililitan berharap menjumpai kendaraan umum yang dapat aku tumpangi untuk pulang. Tapi tiba disana ternyata tidak ada satupun bis yang aku temui. Aku putuskan untuk terus berjalan menuju ke cawang UKI. Lagi-lagi berharap ada kendaraan umum yang bisa aku tumpangi pulang. Sepanjang Cililitan - Cawang, banyak sekali kerumunan massa yang terlihat menghancurkan seluruh pot-pot kembang yang ada di sepanjang jalan. Tiba di perempatan Cawang, aku melihat gerombolan massa yang menghentikan truk sampah. Supir truk tersebut dipaksa turun, dan salah seorang diantaranya membuka tutup bensin, memasukkan sobekan kain dan membuatnya seperti sumbu yang siap dibakar, dan tiba-tiba ada teriakan mundur dari salah seorang dari mereka yang diikuti dengan lemparan kayu dengan api yang menyala yang diarahkan ke tangki bensin truk tersebut. Truk sampah itupun meledak dan terbakar. Gerombolan massa tersebut bersorak-sorai ketika truk sampah tersebut terbakar. Ngeri sekali melihat keganasan mereka. Saat berjalan, aku juga melihat dengan jelas bagaimana seorang pengendara motor dihentikan oleh gerombolan tersebut. Ketika motor berhenti, helm dibuka paksa dan ketika sang pengendara motor tersebut ternyata berasal dari etnis cina, serentak mereka memukuli pengendara motor tersebut yang segera lari menyelamatkan diri. Motor yang ditinggalkan tersebut kemudian dibakar. Setiap kali api membesar dan membumbung, sorak sorai massa terdengar. Entahlah .... Setan api nampaknya sudah menguasai gerombolan massa tersebut. Aku terus berjalan dan tetap tidak mendapati kendaraan umum yang dapat aku tumpangi. Diliputi perasaan cemas, aku terus melanjutkan perjalanan dari perempatan cawang menuju ke arah prumpung. Lalu lintas benar-benar sepi, tidak ada kendaraan yang melintas. Tiba di perempatan yang mengarah ke Kalimalang, dari arah pintu masuk tol aku saksikan sebuah mobil yang berjalan mundur turun dari atas tol. Rupanya pengendara mobil tersebut diganggu oleh gerombolan massa yang ada di atas jalan tol. Tiba di bawah, pengendara mobil tersebut melaju kencang ke arah prumpung. Tidak berhasil mendapatkan pengendara mobil tersebut, gerombolan massa tersebut kemudian menghentikan seorang pengendara motor. Tapi pengendara motor tersebut dibiarkan pergi ketika diketahui tidak berasal dari etnis cina. Aku tetap berjalan kaki ketika menyaksikan semua kejadian tersebut. Tetap tidak ada kendaraan umum yang dapat aku tumpangi. Aku berjalan dengan nafas yang terengah karena jarak perjalanan yang aku tempuh sudah cukup jauh. Ditengah huru-hara dan keganasan beberapa gerombolan massa, rupanya masih ada warga yang memiliki nurani. Sepanjang jalan, ada beberapa warga yang menyediakan air minum di depan rumah mereka dan diberikan secara Cuma-Cuma ke orang-orang yang melintas dan nampak kelelahan karena berjalan kaki cukup jauh. Aku berjalan kaki hingga mencapai perempatan yang mengarah ke Cipinang. Di depan kantor telkom, aku masih menyaksikan sekelompok orang yang nampaknya tengah berupaya membobol brankas yang dicuri dari sebuah ATM. Dengan menggunakan Linggis dan Palu, mereka mencoba menghancurkan pintu brankas ATM dan dilakukan di trotoar jalan dengan disaksikan oleh banyak orang. Sungguh ironi, bangsa iniI tengah dilanda huru-hara dan kerontokan moral, sehingga mencuripun berani dilakukan secara terang-terangan. Setelah melintasi jembatan di perempatan yang mengarah ke Jatinegara dan Kampung Melayu, melintas sebuah bis milik salah satu department. Aku dan beberapa orang yang jalan beriringan berinisiatif untuk memberhentikan bis tersebut dengan melambaikan tangan dan berdiri di tengah jalan. Bis tersebut berhenti, dan kami minta ijin kepada sopir dan penumpang di dalamnya untuk ikut menumpang bis yang ternyata akan mengarah ke wilayah Rawamangun. Aku ikut naik ke bis tersebut, karena tenagaku sudah habis terkuras karena harus berjalan kaki dari Kalibata hingga perempatan prumpung. Bis sudah terisi penuh dengan orang yang nampaknya senasib dengan aku. Bis berjalan cepat dan sopir nampak sangat waspada karena sepanjang perjalanan banyak pecahan pot bunga yang dihancurkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Bis tiba di perempatan Rawamangun dan aku memutuskan turun karena tujuanku adalah hendak ke Cempaka Putih. Lagi, aku harus berjalan kaki melanjutkan perjalanan karena tidak ada satupun angkutan umum yang terlihat. Saat berjalan hingga ke perempatan yang menuju ke arah rawasari, tiba-tiba ada pengendara motor yang menawariku tumpangan. Rupanya pengendara motor tersebut adalah tukang ojek yang memberanikan diri untuk tetap beroperasi. Aku kemudian memutuskan untuk menumpang ojek hingga ke depan pasar Cempaka Putih. Motor berjalan cepat karena memang situasinya yang cukup mencekam. Tiba di depan pasar Cempaka Putih, aku terperangah karena Pasar Cempaka Putih yang lumayan besar ternyata kondisinya sudah terbakar habis. Waktu itu sekitar jam delapan malam dan kondisi Pasar Cempaka Putih sudah habis terbakar dan hanya menyisakan pondasi bangunan. Di Pasar tersebut, ada satu cabang perusahaan kami yang beroperasi dan dipastikan juga sudah terbakar habis. Bila kerusuhan baru dimulai pada sore hari, berarti gedung pasar cempaka putih terbakar hanya dalam waktu yang tidak terlampau lama. Agak ngeri juga melihat kondisi tersebut. Petugas Polsek Cempaka Putih yang lokasinya berdekatan dengan Pasar Cempaka Putih, terlihat tidak berani keluar dari markas mereka. Untung saja POM Bensin yang lokasinya persis di sebelah pasar dan hanya dibatasi dengan Gedung Taspen, tidak menjadi korban pembakaran. Aku minta tukang ojek untuk menurunkanku di depan Hotel Cempaka. Uang didompetku hanya tersisa 8 ribu rupiah karena sebelumnya tidak sempat mengambil uang di ATM BCA. Seluruh sisa uangku aku berikan kepada si tukang ojek yang menerimanya dengan puas hati. Sebelum menyeberang jalan ke arah jalan masuk rumahku, aku sempat melihat kondisi Hotel Cempaka yang ternyata tidak luput dari penjarahan warga. Tiba di rumah, kedua orang tuaku menyambutku dengan wajah haru bercampur bahagia. Memang wajar bila melihat kondisi Jakarta yang penuh dengan aksi penjarahan di mana-mana. Aku langsung membaringkan diri untuk melepaskan lelahku. Bisa dibayangkan, aku yang tidak terbiasa berjalan kaki, harus menempuh perjalanan sekitar 5 KM dengan berjalan kaki dalam situasi jalanan yang cukup mencekam. Lagi-lagi istirahatku tidak bisa aku lakukan dalam waktu lama. Ketua RT di tempat aku tinggal meminta seluruh pria dewasa untuk bersiaga menghadapi issu akan adanya gerombolan massa yang akan memasuki pemukiman untuk melakukan kegiatan penjarahan. Setiap warga dalam satu RW diminta menggunakan Pita Rafia dengan warna tertentu untuk menandakan bahwa kami adalah warga setempat. Setiap pria dewasa juga diminta untuk melengkapi diri dengan senjata yang dimiliki. Ada yang membawa Golok, ada yang membawa clurit, dan ada yang membawa pedang. Aku sendiri hanya membawa batang rotan bekas sapu yang aku patahkan pada bagian ijuknya. Bapakku meminta kami tetap waspada dan bersiap menghadapi segala sesuatu yang terburuk. Semua document penting dikumpulkan oleh Ibuku ke dalam satu tas kerja dan dalam kondisi siap dibawa ketika ada sesuatu yang buruk terjadi. Sungguh tidak pernah terduga dalam hidupku harus menghadapi situasi yang seperti ini. Bapakku yang mantan Tentara Angkatan Darat nampaknya sudah siap menghadapi situasi yang buruk seperti saat itu. Menjelang tengah malam, tiang listrik berdenting tanda bahaya. Rupanya ada informasi bahwa ada rombongan massa dengan truk yang akan memasuki wilayah perumahan kami melalui Jalan Raya Pasar Sumur Batu. Ketua RT serentak meminta seluruh warga pria dewasa bersiaga, seluruh wanita dan anak-anak diminta berada di dalam rumah. Setiap jalan masuk diminta untuk dipasang barikade. Aku dan beberapa warga lainnya menarik gerobak sampah dan melintangkannya di depan gapura masuk ke gang rumahku. Situasinya benar-benar mencekam. Syukur Alhamdulillah rombongam massa pengacau tersebut tidak berani memasuki perkampungan kami. Mereka nampak melanjutkan perjalanan ke arah Sunter menuju arah Tanjung Priok. Kami semua lega. Aku kembali masuk ke dalam rumah untuk beristirahat. Bapakku memintaku bergiliran untuk tidur dan istirahat. Aku diminta Bapak untuk istirahat lebih dahulu. Sebelum tidur aku memanjatkan doa untuk memohon agar kecemasan dan huru-hara di Jakarta dapat segera berhenti. Hingga saat ini, setiap kali memasuki Bulan Mei di setiap tahunnya, aku selalu berdoa memanjatkan harap kehadirat Allah SWT untuk tidak lagi mengalami hari-hari dan malam yang penuh kecemasan dan ketakutan.
Powered by !JoomlaComment 3.20
3.20 Copyright (C) 2007 Alain Georgette / Copyright (C) 2006 Frantisek Hliva. All rights reserved." |
|||||||
| < Sebelumnya | Berikutnya > |
|---|
Daftar Posting
- Belajar Kelompok
- Ceria Bermain Angka
- Berburu Buku Murah
- Radio Lebih Setia dan Sehat
- Kambing
- Sate Blora
- Merakit Mobil dan Pesawat
- Wahana Kebaikan Alam - Aqua
- Dari Juanda ke Soekarno Hatta
- Terbang Perdana
- Sejarah Kota Surabaya
- Berkunjung Ke Surabaya Zoo
- Berkunjung ke Monumen Kapal Selam
- Makam Bupati Blora
- Acara Haul Ds.Ngampel Blora
- Jenang Kudus
- Kado Ultah untuk Bunda
- Nonton Sang Pemimpi
- Sejarah Berdirinya Majapahit
- Ultah Izan
- Patih Gajah Mada
- Menjelajah Dunia Semut
- Perbedaan antara pintar, cerdas, kreatif dan inovatif
- Praktek Membuat Alat Peraga
- Koin untuk Prita
- Area Bermain dan Belajar Rumah Cerdas Kreatif
- Bermain Peran sebagai Penyiar Radio
- 5 Fakta Tentang Kesuksesan
- Hari Anti Korupsi Se-Dunia
- Selamat Datang
- Sepatu Hadiah
- Bakar Sate Kambing
- Vidaylin Minibear Gummie
- Syukuran Izan
- Nonton 2012
- Tanda Pangkat Polisi
- Mushola Impian
- Nyekar
- Getuk Goreng
- Kebun Mangga
- Konsistensi yg Terjaga
- Nuansa Desa Jatilawang
- Lesehan Kota Demak
- Ritual Jelang Keberangkatan Haji
- Gudeg Jogja
- Berkeliling dengan Becak
- Cerpen Yg mengingatkan ...
- Kegiatan Sedekah Bumi
- Singgah di Malioboro Jogja
- Kunjungan ke Kraton Jogjakarta
- Berkunjung ke Taman Sari Jogja
- Wisata Borobudur - Mendut
- Hari Osteoporosis Nasional
- Susunan Menteri & Pejabat Negara 2009-2014
- Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia
- Kode Rambu Touring
- Royalti & Hak Cipta Musik di Radio Internet
- Sang Dwi Warna
- Otak dan kecerdasan
- Batik sebagai Warisan Dunia
- Plus Minus Media Radio
- 1000 Hadist Nabi Muhammad SAW - lanjutan
- Senam Pernafasan
- 1000 Hadist Nabi Muhammad SAW
- Teknik Budidaya Jamur
- 100 Keluarga Berpengaruh di Dunia
- Menumbuhkan Minat Baca Sejak Usia Dini
- Yayasan Rumah Cerdas Kreatif
- Libur Lebaran di Pantai Ancol
- Tips Liburan Lebaran di Pantai Ancol
- Ceria Lebaran 1430 H
- Suka Cita Malam Takbiran
- Aku Malu pada Tuhanku
- 100 Keajaiban Alam Dunia
- Pilih Jualan Bakso atau Ikut MLM ?
- Nuansa Ramadhan di Grandci
- Pemanfaatan Radio Komunitas
- Guru Pos PAUD Butuh Sertifikasi
- Ibu Guruku Tukang Timbang Bayi
- Optimalisasi Kader Posyandu Untuk Pengembangan PAUD
- Bikin Radio Sekolah cuma 10ribu perak
- Bikin Radio Sekolah Yuk !
- Cerita Radio Komunitas
- Ultah Pertama
- Ceria Lomba Anak 17-an
- Bulan Kemerdekaan
- Pengalaman Naik Angkot
- Bersepeda Ria
- Indonesia International Motor Show 2009
- Ultah Andra
- Back To School
- Aktivitas Memasak
- Liburan di Wiladatika dan Telaga Arwana
- Suasana Pilpres di Cikeas
- Berkunjung ke At-Ta'awun
- Kunjungan Taman Prasasti
- Pemilu Damai versi Anak-anak
- Bikaholic
- Broadband Learning Centre
- Kode Plat Mobil Pajabat Negara
- Hukuman untuk Dhany !!
- Nonton Bioskop
- Bersepeda dan Dukung No Tobacco Day
- Senyum Ceria - Jamur Tiram
- Sepeda Untuk Kebersamaan
- Tidak Harus Nilai 100
- Keceriaan Pasar Malam
- Bantuan DikNas untuk TBM
- Jangan Ada Lagi Kerusuhan Mei' 98
- Pendidikan Untuk Semua
- Cara Daftar di Facebook
- Manusia Asset Tertinggi di Perusahaan
- Semangat Pagi
- Ounce beda dengan Ons
- Shooting dengan Handycam
- Iklan Yg Mengingatkan
- Berkunjung ke Puspitek TMII
- Ancol Fun Bike
- Terkejut-kejut di Facebook
- Perpustakaan Jalanan
- Wisata di Fantasy Island
- Ikutan Nyontreng
- Kiat Hidup Charles Saerang
- Facebook Mania
- Kirim Sumbangan Situ Gintung
- Anak Terlambat Bicara
- Tebakan Nomor Urut Partai
- Hobby Numismatik
- Alat Peraga Studio Siaran
- Wisata ke Taman Mekar Sari
- Ikutan Gerakan Earth Hour
- Biarkan Kamar Anak Berantakan
- Wahana Outbond di Cibubur
- Kejutan Anniversary
- Kejutan Ulang Tahun
- Anak-Anak Karbitan
- Kreasi Layang-layang
- Lomba Hotwheel
- Bermain di Game Centre
- Panen Jamur
- Uang Saku Bulanan
- Benih itu Tumbuh
- Sinetron Cinta Fitri Menyelamatkan nyawa Bapak kami ..
- Bermain Go-Kart
- Kreasi Coklat Valentine
- Family Gathering Abbott
- Jamur Untuk Pemberdayaan Masyarakat
- Kado Ultah Bunda
- Bermain Angklung
- Bermain Percobaan Kimia
- Hari Besar Nasional
- Foto Bareng Artis
- Alat Peraga Edukatif
- Kartu Ucapan Hari Ibu
- Software EDukatif Gcompris
- Alat Bantu Ajar Guru Cikeas
- Mencontek Itu Baik
- Jangan Paksa Minat Anak
- Ikut Lomba Paper Craft
- Menanam Benih
- Reportase Kunjungan Musium
- Bermain Robot Line Follower
- Perubahan Nama Radio Online
- Buku Sekolah Elektronik
- Aktivasi Modul Audio
- Pengenalan Benda Penghantar
- Bermain Jadi Penyiar
- Studio Siaran Rumah Cerdas Kreatif
- Software Edukasi Anak
- Membuat Radio Internet
- Outbond on Liburan Lebaran
- Beres-Beres Buku
- Komputer untuk Keluarga
- Virtual Drive untuk Optimalisasi Komputer Anak
- Rumah Cerdas Kreatif - Impian Kami
- Tentang Kami


