Newsflash

Manusia Asset Tertinggi di Perusahaan PDF Cetak E-mail
Ditulis Oleh Rumah Cerdas Kreatif   
Sunday, 10 May 2009

Pagi ini ada lagi Note yang aku dapat dari Seorang Guru di Facebook.  Isi Note-nya cukup untuk dapat menjadi bahan renungan, seperti apa value diri kita di perusahaan kita saat ini.   Isi Notenya juga dapat kita sampaikan dengan cara yg sederhana ke anak-anak kita di rumah, bahwa kelak, ketika mereka bekerja, mereka juga harus mampu menentukan value diri mereka sendiri, dimanakah posisi value mereka di tempat bekerja mereka nantinya.   Kita juga dapat sampaikan ke anak-anak kita, tentunya dengan bahasa yang disederhanakan, bahwa apa yang kita persiapkan sejak kita kecil, akan menentukan value kita di perusahaan kita bekerja di masa yang akan datang.

Uraian lengkap yang saya dapatkan adalah sbb :

MANUSIA ADALAH ASET TERTINGGI PERUSAHAAN

By Josep Setiawan Edy

Bagi kita yang sedang bekerja dalam sebuah perusahaan-bisnis, kalimat di atas pasti pernah dan sering didengar atau bahkan kita sendiri yang mengucapkannya.

Kalimat ini disampaikan kepada kita ( atau kita yang menyampaikannya ) tentulah dalam kontek ( paling tidak ) : memahami betapa pentingnya peranan ‘manusia' dalam suatu unit usaha, disamping faktor-faktor lainnya ( Man, Money, Method, Material and Machine ).

Dan... faktor Manusia ( Man ) jadi jargon sebagai ASSET TERTINGGI.

Masuk akal kan ? Manusia-lah sebagai sang pemikir/perencana , pengelolah dan pada akhirnya merupakan inti dari menghasilkan. Maka jangan heran, kalimat ini sering dikemukakan para pimpinan disemua level, termasuk oleh para pemilik perusahaan.

Tetapi, kenyataannya, kenapa sebagian karyawan ( pada semua level ) banyak mengeluh, kalimat tersebut seringkali tidak sama seperti apa yang mereka rasakan. Ada perasaan tidak berguna, dimarginalkan, ditempatkan pada posisi tidak penting dan bahkan dengan ‘mudah'nya terjadi proses pemutusan hubungan kerja.  Tidak adil !; Tidak konsisiten !

Nah.... Mari kita mencoba mengerti kalimat itu sekali lagi " MANUSIA adalah ASSET tertinggi perusahaan".

MANUSIA ?.... ya, iyaa lah; dari semua faktor penting tersebut, hanya Manusia dapat berpikir, selain bekerja juga dapat berperan sebagai inovator dan motivator , bahkan faktor Manusia - dalam prosesnya - memastikan perputaran faktor-faktor lainnya ( Money, Method, Material dan Machine ).

Yukk, balik ke kata ASSET, dan pahami perlahan-lahan.

Begini, dalam klasifikasi sederhana, semua asset dapat dibagi atas 3 ( tiga ) kondisi, yaitu :

1. Productive Asset

2. Iddle Asset

3. Broken Asse

Nah..... kita dalam klasifikasi yang mana, nih..... ?

PRODUCTIVE ASSET, yaitu ( minimal ) bertemunya antara ekspetasi dengan apa yang di-deliver, bahkan ( nah ini dia ) sering memberikan lebih tinggi/besar target yang ditetapkan ( bukan saja kuantitaip tetapi juga kualitatip berupa ide-ide cemerlang maupun inisiatip-inisiatip penyelesaian masalah/pembaharuan ). Wah... kita pasti ‘dijaga' perusahaan, diperhatikan dan diperlakukan secara khusus, termasuk di dalamnya jenjang karier dan kompensasi & benefit.

IDDLE ASSET, suatu kondisi dimana perusahaan mengakui kapasitas seseorang, tetapi belum dioptimalkan ( baca = belum ditempatkan di tempat yang tepat pada waktu yang tepat ). Nah, ini PR bagi perusahaan. Pejabat-pejabat berwenang dan terkait akan berpikir keras bagaimana meng-optimalkan asset penting ini. Wah... kita cukup aman, karena ada memikirkan.

BROKEN ASSET, dimana disuatu situasi, sebenarnya kita tidak lagi berdaya guna bagi proses keberlangsungan apalagi pengembangan perusahaan.

Ada 2 ( dua ) penyebab (kalau boleh disebut sebagai : ) kesalahan :

a. Salah kita sendiri, yang tidak mengikuti perubahan dan oleh karenanya tidak belajar dengan cara kerja yang baru, kita sibuk sendiri bekerja menurut kita benar-tetapi bukan itu yang dibutuhkan perusahaan saat ini. Sampailah pada suatu situasi ‘tidak penting' dan ‘tidak diperlukan" lagi...

b. Perubahan orientasi bisnis perusahaan, mengakibatkan fungsi-fungsi atau peranan tertentu yang tidak diperlukan lagi.

Kalau kita masuk dalam kondisi ini, percayalah : ‘kita bukan lagi asset - apalagi terpenting - dalam perusahaan" , kita berubah menjadi BIAYA TIDAK RELEVAN. Dan pasti perusahaan sedang memikirkan bagaimana melepaskan asset jenis ini.

Ironis bukan ?

Tapi kan realistis , karena kita ada di dalam perusahaan yang berorientasi kepada hasil dan berapa biaya untuk menghasilkan.

Hari ini, saya tidak berpretensi untuk menguraikan bagaimana terhindar dan menyelesaikan kasus per kasus, hanya sekedar mencoba sharing atas kalimat " asset tertinggi perusahaan", tetapi mau menutup tulisan ini dengan pesan : jangan sibuk dengan diri sendiri dan jadilah PRODUCTIVE ASSET.

Selamat Hari Minggu

JSE

Comments
Add New Search
Write comment
Name:
Email:
 
Website:
Title:
UBBCode:
[b] [i] [u] [url] [quote] [code] [img] 
 
 
:angry::0:confused::cheer:B):evil::silly::dry::lol::kiss::D:pinch:
:(:shock::X:side::):P:unsure::woohoo::huh::whistle:;):s
:!::?::idea::arrow:
 
Please input the anti-spam ../../../../code/default.htm that you can read in the image.

3.20 Copyright (C) 2007 Alain Georgette / Copyright (C) 2006 Frantisek Hliva. All rights reserved."

 
< Sebelumnya   Berikutnya >

Daftar Posting

© 2010 Rumah Cerdas Kreatif
Joomla! is Free Software released under the GNU/GPL License.